
Seni Bicara ke AI: Antara Harapan dan Struktur.
"Gue udah pake ChatGPT, tapi kok hasilnya biasa aja ya?"
"Gue udah coba prompt dari YouTube/Twitter/TikTok, tapi kenapa nggak sebagus yang mereka tunjukin?"
Kalau lo pernah ngerasain hal ini—lo nggak sendirian, Bro. Banyak yang ngalamin hal serupa. Dan biasanya, mereka mulai mikir:
"Kayaknya AI-nya yang kurang pinter deh..."
AI itu bukan dukun yang bisa nebak isi kepala lo, dan prompt itu bukan mantra yang otomatis bikin hasil jadi mindblowing. Di balik setiap jawaban keren yang lo liat di internet, ada proses mikir, nyusun, dan ngerti konteks yang nggak keliatan di permukaan.
Dan ini yang mau w bahas bareng di sini—bukan cuma soal apa prompt-nya, tapi kenapa Perintah AI itu bisa bekerja, dan gimana lo bisa bikin versi lo sendiri yang cocok buat kebutuhan lo.
Nah, sebelum kita tutup, ini lima gaya dasar prompting yang bisa lo pakai buat narik ChatGPT ngikutin lo. Lo wajib kenal sama yang ini:
Daftar isi
1. Mengenal AI (ChatGPT)
Kenapa hasil dari ChatGPT nggak sesuai ekspektasi?
Karena banyak orang cuma copas prompt tanpa struktur. ChatGPT itu perlu konteks dan arah yang jelas. Kayak ngobrol sama orang: kalau lo ngomong ngambang, ya dia juga jawabnya ngambang.
Tapi fleksibel doang nggak cukup. Kalau lo salah arah, ya hasilnya juga bisa ngawur.
dan AI itu juga bukan cenayang yang bisa nebak isi kepala lo. Bukan juga dukun tinggal lo bisikin langsung muncul solusi terbaik.
1.1 AI Engineering
Di sinilah kita masuk ke ranah AI Engineering, bro. Gampangnya, ini tentang gimana kita nyiapin otak AI biar bisa kerja sesuai keinginan kita. Tapi, lo butuh alat komunikasi yang pas — bukan asal ngomong doang.
1.2 Prompt Engineering
Lo udah kenalan sama AI. Sekarang kita masuk ke satu hal krusial: gimana cara lo ngomong sama dia. Yup, namanya Prompt Engineering.
Apa itu Prompt Engineering?
Prompt Engineering adalah seni menyusun kata-kata biar AI ngerti dan bisa kasih output sesuai harapan.
Apa itu prompt yang terstruktur?
Prompt terstruktur itu adalah instruksi ke AI yang punya elemen lengkap: tujuan, konteks, gaya bahasa, dan harapan hasil.
Pengen versi FAQ? Buka FAQ ala Blogger Ninja dibagian bawah
Bukan cuma kayak, “Tolong buatin artikel tentang SEO”, tapi lebih ke:
“Buatkan artikel edukatif tentang SEO untuk pemula, dengan gaya santai dan analogi lucu.”
Tapi nih bro, banyak orang datang ke AI bawa ekspektasi setinggi langit ketujuh… tapi ngasih instruksi kaya nyuruh OB beli gorengan di ujung gang.
Hasilnya? Ya mirip makalah dadakan anak SMA yang baru buka ChatGPT sejam sebelum deadline dari gurunya 🤷♂️
Jadi bro, sebelum lo kecewa sama hasil AI, coba tanya dulu: lo udah ngomong sama dia kayak manusia yang butuh konteks? Atau masih kayak juragan nyuruh pesuruh?
Tenang… abis ini kita bedah caranya nyusun prompt yang nggak cuma dipahami AI, tapi juga bikin lo senyum-senyum sendiri lihat hasilnya.
Gue kasih contoh analogi yang paling gampang ya bro.
Bayangin lo hire profesor, lulusan luar negri dengan IPK 5 dari 4. Gila kurang apa lagi coba? udah kaya Tony Stark versi lokal-kan.
Lo hire buat bantu proyek, tapi pas kerja lo malah dikte profesornya.
"Pak, duduk disini. Ketik ini, Bikin ini begini begini dan ini. Jangan ada ini". pokoknya semua dari lo".Pertanyaannya gini, gimana itu profesor bisa ngeluarin semua hasil studinya? semua potensi dan ilmu studi nya lo tahan sendiri.
Ada lagi case kaya gini bro, Prompt panjang bukan berarti hasil keren.
Sama kayak nulis caption IG panjang tapi isinya galau doang.
Dan yang lebih parah, kebanyakan pengguna termasuk lo bro,
“Lo kasih prompt: ‘Tolong buat konten viral.’ Terus berharap dapet skrip FYP TikTok. Bro, AI bukan Agnez Mo.”
Nah itu yang sering terjadi saat orang salah kasih prompt. AI ini pintar, tapi kalo lo perintah dia kaya buruh ketik, ya jangan kaget kalau hasilnya kaya template customer service.
Kalau lo belum ngerti bedanya prompt copy-paste dan prompt yang terstruktur, scroll ke bawah bagian Prompting Techniques ya.
1.3 Contoh Prompt yang baik dan benar
“Gue butuh artikel blog SEO, tentang struktur konten yang ramah mesin pencari, panjang 700 kata, gaya santai, targetnya pemula, dan kasih CTA jelas di akhir.”
ini jelas, padat dan ada arahnya. Tapi... ini masih 50% power bro. hasilnya masih ambigu dan masih nyasar.
Banyak yang mikir, selama prompt-nya panjang, lengkap, dan putisi, hasilnya pasti keren. Padahal panjang doang gak cukup bro, kalau arahnya ngambang dan tujuannya gak jelas, AI juga bingung.
2. Kesalahan Pengunaan Prompt
Kebanyakan orang mikir, prompt itu sama. Tinggal copy paste. Padahal... that's where everything goes wrong bro.
2.1 Prompt Copy Paste
Lo pernah ngalamin ini? Lo duduk depan laptop, buka ChatGPT. Niatnya bikin konten kece. Lo ketik:
“Bikinin artikel yang keren, SEO, lucu tapi edukatif, dengan gaya anak muda, pake emoji, jangan kaku…”Yang keluar? Artikel kayak buku sejarah, plus jokes yang cuma bikin nyengir kuda 😬
Dan makin lo tambahin instruksi, makin absurd hasilnya. Lo mulai nyalahin AI, prompt, bahkan yang jualan prompt.
Padahal...
Masalahnya di cara lo ngomong ke AI.
Lo pikir prompt itu mantra sakti.
Combo Prompting Ala Blogger Ninja
- Jangan kasih semua di awal. Kasih sedikit. Kalau lo kasih semuanya, AI tetap jalan… tapi lo bakal kalap sendiri. Kasih secuil dulu, biar bisa lihat arah responsnya.
- Pakai Framing (Role-play). Bayangin lo lagi ngajarin, lo lagi jadi mentor, lo lagi jadi blogger senior — ini bantu AI nangkep posisi dan nada tulisan.
- Evaluasi hasil, bukan cuma percaya takdir. Sekali klik terus jadi? Huu mimpi! Prompt itu bukan alat sihir ala isekai bro. Tapi dia bisa jadi portal ke level skill baru… asal lo ngerti cara ngelolanya.
Lo bisa lihat bro, gimana hasil combo ala Blogger Ninja! ini bukan prompt copy-paste. Tapi ini hasil dari Framework Prompting Bro!
Disini w ada, buat bantu lo bikin kerangka berfikir sendiri dan jangan berharap sama prompt orang. Disini lo MC nya! lo karakter utama nya.
Lo bisa check artikel w tentang(Tutorial ChatGPT oleh ChatGPT) dan disana w bahas tuntas. Bukan w kasih template Prompt, karena itu ga akan kepake buat lo. Tapi w bantu lo buka pikiran dan lebih kreatif untuk step selanjutnya lo bisa bikin prompt pribadi lo sendiri.
Setelah lo paham soal prompt copy-paste, sekarang kita lanjut ke dunia prompt gambar. Lebih liar lagi bro!
2.2 Prompt Image Generator
Pernah dapet Gambar AI kaya alien? Nah, itu karena lo campur aduk gaya tanpa ngerti art style.
- Nyuruh AI gambar "anime style + baroque + photorealistic + dark fantasy + Disney". Hasilnya? kaya salad kebanyakan topping.
- Minta lukisan oil painting tapi suruh tampil super realistis dan bersih. Lah itu tabrakan bro.
- Ini yang parah. Gabungin semua style favorite lo dan berharap yang terbaik. Malah dapet alien horor comedy.
Contohnya:
AI bukan Tuhan. Dia ngikutin lo. Kalau lo ngawur, hasilnya juga gado-gado nggak jelas bro.
Combo Prompting Ala Blogger Ninja
- Lo butuh knowledge art syle bro, itu ilmu pasti disini.
- Art syle itu luas bro udah kaya internet, jadi lo harus kenal dulu dengan mereka.
- Kenalin artis yang lo pake.
- Jangan cuma tau namanya doang, lo juga harus tahu karyanya kaya gimana!
- Lo harus tau engine apa yang cocok buat gambar lo.
- Ini yang sering bikin orang kebelinger bro.
Lo juga bisa check artikel w tentang (Belajar gaya dan style Visual AI)(Coming soon). Gue kasih daftar style dan gaya yang bisa lo gunakan tanpa bertabrakan yang bisa lo kombinasi dengan imajinasi lo.
Lanjut ke "💡 Panduan Kombinasi Prompting" biar lo makin paham cara rakit prompt dari awal sampai jadi.
3. Prompting Techniques / Prompting Style
Ini adalah 5 level Prompting yang gak bisa lo sepelein buat narik AI bisa ngikutin apa mau lo.
3.1 Zero-shot Prompting
Langsung kasih instruksi tanpa contoh. cocok banget buat tugas simpel dan to the point.
3.2 Few-shot Prompting
Tambahin beberapa contoh biar AI punya gambaran. Cocok buat bikin konten yang butuh referensi gaya.
Kenapa pakai contoh (few-shot prompting) bikin hasil AI lebih bagus?
Karena ChatGPT belajar dari pola. Lo kasih contoh, dia ngerti arah. Sama kayak ngajarin murid: “Nih contohnya, sekarang lo coba sendiri.”
Tanpa contoh, hasilnya bisa random.
3.3 Chain of Thought Prompting (COT)
Dorong AI untuk mikir step-by-step. Cocok buat ngerjain soal logika (programming, HTML, javascript dll), penalaran atau breakdown ide.
3.4 Role-based Prompting
kasih peran ke AI (misal:"Lo sekarang adalah pakar SEO pengalaman 10 tahun") bikin hasil lebih fokus dan sesuai karakter.
3.5 Instruction+Format Prompting
Gabungan instruksi + format output. Misal "Tulis artikel dengan format Judul, Pembuka, List dan Penutup". Cocok buat konten terstruksur dan langsung pakai.
Tapi semua itu cuma jurus awal bro, belon pake tenaga dalem.
Apakah ada satu prompt yang bisa dipakai untuk semua hal?
Nggak ada bro. Prompt itu bukan jimat serbaguna. Lo harus sesuaikan sama konteks, tujuan, dan gaya lo sendiri.
Makanya penting punya kerangka berpikir sendiri, bukan cuma ngandelin template.
kalo mau ilmu tenaga dalemnya, lo bisa check threat w tentang Prompt Framework (coming soon) yang bisa lo implementasikan dengan gaya lo sendiri.
Ini hasil menggunakan Prompting Style, (1) Pelayanan Mewah (2) Bisa memperbaiki bug dan bikin relasi clear dengan ilustrasinya (3) Bisa Breakdown produk digital, mana yang free dan mana yang masuk kategori premium.
Lo tau nggak bro, waktu pertama kali orang kenal komputer, mereka mikir:
"Ini mesin bisa ngapain sih?"
Sama kaya banyak orang sekarang ngeliat AI:
ChatGPT bisa bantu gue nulis? Bikin desain? Bantu kerjaan kantor? Buat tugas kuliah?"
Jawabannya: bisa banget. Tapi…
Kalo lo gak ngerti cara ngomong sama AI, itu sama aja kayak lo pegang remote TV tapi gak tau tombol mana buat nyalain.
Dan lima teknik prompting yang kita bahas tadi tuh ibarat tombol-tombolnya.
Biar AI ngerti lo maunya apa, lo mesti pencet tombol yang bener.
Misalnya lo pakai Few-shot Prompting—itu kaya ngajarin anak magang pake contoh kerjaan.
"Eh, ini lho caranya nulis email ke klien. Nih contohnya, terus lo lanjutin sendiri ya."
Atau Role-based Prompting—lo kaya lagi manggil konsultan.
"Bro, lo sekarang jadi pakar branding, kasih gue strategi peluncuran produk baru."
Dan yang paling underrated?
Chain of Thought Prompting.
AI itu bisa mikir step-by-step asal lo bilang, "Coba lo urutin prosesnya satu-satu."
Bukan langsung minta jawaban jadi, tapi minta jalan pikiran.
Gue sering dapet solusi yang lebih jernih pas gue suruh dia mikir pelan-pelan, bukan ngebut kaya motor RX-King.
Itu kenapa, nggak cukup lo tau nama tekniknya doang. Lo mesti nyoba sendiri. Trial-error. Ngerasain gimana rasanya AI bener-bener “klik” sama lo.
Dan pas lo nemu gaya lo sendiri—yang nyatu sama ritme berpikir lo—AI bakal jadi partner kerja terbaik lo, bukan sekadar alat bantu.
Jadi bro, daripada sibuk kumpulin prompt orang lain, mending lu bikin prompt lo sendiri dari teknik-teknik ini.
Karena di akhir hari, yang paling ngerti cara komunikasi lo ya... elo sendiri.
Dan saat AI bisa “nyambung” sama cara lo mikir... itu bukan cuma produktivitas naik—itu level up lo sebagai kreator.
Kalau lo bingung, gas scroll ke atas “💀 Kesalahan Prompting Fatal” biar lo tahu kenapa AI lo suka ngaco.
Bro, jangan lupa eksperimen ya. AI ini bukan sulap, tapi makin sering lo ajak sparring, makin ngerti maunya lo.
4. FAQ Singkat ala Blogger Ninja
1. Kenapa hasil dari ChatGPT nggak sesuai ekspektasi?
Karena banyak orang cuma copas prompt tanpa struktur. ChatGPT itu perlu konteks dan arah yang jelas. Kayak ngobrol sama orang: kalau lo ngomong ngambang, ya dia juga jawabnya ngambang
📖 Lo lebih suka gaya cerita? Yuk scroll ke FAQ versi storytelling Gue.
2. Apa itu Prompt Engineering?
>Prompt Engineering adalah seni menyusun kata-kata biar AI ngerti dan bisa kasih output sesuai harapan.
3. Apa itu prompt yang terstruktur?
Prompt terstruktur itu adalah instruksi untuk AI yang punya elemen lengkap: tujuan, konteks, gaya bahasa, dan harapan hasil.
4. Apakah ada satu prompt yang bisa dipakai untuk semua hal?
Nggak ada bro. Prompt itu bukan jimat serbaguna. Lo harus sesuaikan sama konteks, tujuan, dan gaya lo sendiri.
Makanya penting punya kerangka berpikir sendiri, bukan cuma ngandelin template.
5. ChatGPT bisa bantu gue nulis? Bikin desain? Bantu kerjaan kantor? Buat tugas kuliah?
Jawabannya: bisa banget. Tapi…
Kalo lo gak ngerti cara ngomong sama AI, itu sama aja kayak lo pegang remote TV tapi gak tau tombol mana buat nyalain.
5. Kesimpulan
AI bukan Dewa, bukan juga Tuhan, dan prompt bukan kalimat sakti atau mantra tembus mata batin.
Jangan cuma copas prompt, jangan cuma koleksi prompt, apalagi sampai beli prompt. Lo salah besar. Yang bener, bangun cara lo sendiri.
📚 Lanjut Seri:
- 2. Tutorial ChatGPT oleh ChatGPT
- 3. Belajar gaya dan style visual AI (coming soon)
- 4. Bangun Framework Prompt sendiri (coming soon)
Masih bingung cara mulai? AI-nya masih kerasa kaku kayak robot? Tenang bro, kalo AI udah bisa ngasih rekomendasi, ngasih saran, dan mikir kayak manusia normal, artinya lo udah mendekati keajaiban dunia lo sendiri!
Buat yang masih stuck, share aja di kolom komentar: lo stuck di bagian mana? Bingung di bagian apa? Kita kulik abis sampe AI bisa baca isi kepala lo!
Sampai sini dulu bro, tetep eksplor, tetep eksperimen, karena AI itu belajar dari kita — bukan sebaliknya!